|
Anggaran Belanja Interior Negeri ini Selangit!22 Mei 2013 Pembangunan perumahan di negeri ini mencapai 13,9 miliar dollar AS (Rp 134,8 triliun) dan diharapkan tuntas akhir tahun dengan nilai kontrak interior sebesar 11 persen atau sekitar Rp 14,5 triliun. UEA juga diperkirakan akan menjadi negara pembelanja terbesar untuk interior sektor ritel dengan menghabiskan dana sekitar 266 juta dollar AS atau Rp 2,58 triliun. Beberapa gerai ritel dijadwalkan beroperasi tahun ini juga seperti Yas Mall di Yas Island, Abu Dhabi. Pasar properti UEA memang sempat mengalami masa-masa sulit. Tapi sekarang sudah berbeda. Pertumbuhan terjadi di mana-mana, pembangunan hotel, kompleks perumahan hingga pusat belanja bak cendawan di musim hujan. Menjamur di tiap sudut kota. Dengan
pertumbuhan pasar seperti itu, dana interior yang dibutuhkan pun mekar
sekitar 28 persen menjadi 9,2 miliar dollar AS atau Rp 89,2 triliun dari
sebelumnya 7,2 miliar dollar AS (Rp 69,8 triliun). Arab Saudi Salip UEA Kendati nilai-nilai anggaran interior yang dikeluarkan pemerintah UEA sebanyak itu, tetap kalah bila dibandingkan dengan negara jirannya, Arab Saudi. Mereka punya pangsa pasar lebih besar sekitar 38 persen sementara UAE sekitar 36 persen. Sebuah pameran Index Interior yang diikuti 850 peserta dari 45 negara menunjukkan bahwa transaksi terbesar berasal dari Arab Saudi dengan porsi belanja pertama interior sektor komersial. Disusul interior perumahan dan pusat belanja. Pasar interior UEA sendiri tumbuh, meski dengan persentase tipis. Sektor perumahan memang menempati peringkat atas, diikuti pusat belanja. Berikutnya adalah perhotelan dengan nilai 1,62 miliar dollar AS (Rp 15,7 triliun). Naik dari sebelumnya 1,3 miliar dollar AS (Rp 12,36 triliun). "Ada rencana besar untuk mempromosikan pariwisata di Dubai dengan visi 20 juta pengunjung pada tahun 2020. Jadi, Dubai akan membutuhkan sejumlah besar hotel baru. Semua ini akan membutuhkan produk interior," kata Bernard Welsh penggagas pameran interior UEA. Pasar Komersial UEA adalah pasar interior komersial terbesar 504 juta dollar AS (Rp 4,8 triliun) pada 2012. Posisi terbesar ini kemudian diambil alih Arab Saudi yang melampauinya dengan menghabiskan dana 563 juta dollar AS (Rp 5,4 triliun).
|