Harga Perkantoran Masih Melesat
19 Oktober 2013
JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan harga perkantoran di Jakarta masih akan terus berlanjut mencapai angka maksimal Rp 70 juta per meter persegi tahun depan. Namun demikian, pertumbuhan itu masih rendah dibandingkan dengan harga perkantoran di kota-kota kawasan Asia Pasifik lainnya seperti Singapura, Hong Kong, Mumbai, Tokyo dan Sydney. Jakarta hanya unggul dari Kuala Lumpur.
Namun, seperti dipaparkan Jones Lang LaSalle Indonesia, kendati realisasi pertumbuhan ekonomi sampai dengan semester I 2013 hanya 5,9 persen, hal itu tak mengurungkan niat perusahaan untuk melakukan ekspansi bisnisnya sehingga membutuhkan ruang kantor baru. Meningkatnya kebutuhan ini berdampak pada melesatnya harga perkantoran sewa dan strata kelas A.
Saat ini, harga perkantoran sewa di kawasan bisnis terpadu (central business district/CBD) Jakarta sudah mencapai Rp 300.000-Rp 500.000 per meter persegi/bulan di luar biaya servis. Sementara harga perkantoran strata menembus angka Rp 55 juta meter persegi.
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) misalnya, baru saja meluncurkan Lippo Thamrin di 20 Thamrin, Jakarta Pusat. Perkantoran ini bahkan mengalami kelebihan permintaan lebih dari 200 persen, terhitung sejak program pemesanan unit mulai digelar pada 2 September 2013 lalu.
"Kelebihan permintaan tersebut setara lahan perkantoran seluas 25.000 meter persegi atau lebih dua kali lipat dibandingkan dengan total lahan penawaran yang akan ditawarkan saat ini," jelas Ivan Setiawan Budiono, CEO Lippo Homes LPKR kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (18/10/2013).
Saat ini Lippo Thamrin tercatat sebagai menara kantor grade A di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat. Perkantoran ini ditawarkan melalui skema strata title.
Seperti dipaparkan Jones Lang LaSalle Indonesia, melesatnya harga perkantoran dengan pertumbuhan lebih dari 30 persen sudah terjadi sejak 2010. Harga permintaan (asking price) pada 2010 mencapai Rp 18 juta-Rp 20 juta per meter persegi. Setahun kemudian, harga sudah melonjak menjadi Rp 22 juta-Rp 25 juta per meter persegi. Pada 2012, harga meningkat lagi menjadi Rp 25 juta-Rp 40 juta per meter persegi, hingga saat ini posisi transaksi berada pada level Rp 35 juta-Rp55 juta per meter persegi.
Saat ini, masih tingginya pertumbuhan permintaan, terutama perkantoran strata, karena tingginya kebutuhan domestik, diikuti oleh perusahaan asing (multinasional), terutama yang bergerak di sektor keuangan (perbankan dan asuransi), sumber daya alam (pertambangan, perkebunan, minyak dan gas), jasa konsultasi (hukum dan pajak), serta konstruksi.
|
|